NETWORK PLANNING
1.
Nama
:
Banyak
nama digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya, antara lain :
-
CMD :
Chart Method Diagram
-
NMT :
Network Management Technique
-
PEP :
Program Evalution Procedure
-
CPA :
Critical Path Analysis
-
CPM :
Critical Path Method
-
PERT :
Program Evalution and Riview Technique
Penggunaan nama tadi tergantung dibidang
mana hal tadi digunakan, umumnya yang sering dipakai CPM dan PERT, misalnya CPM
digunakan dibidang kontraktor PUTL, PERT dibidang research dan Design. Walaupun
demikian keduanta mempunyai konsep yang hampir sama.
2.
Ruang
Lingkup
Network Planning ( NP ), sebetulnya
salah satu saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua teknik-teknik
tadi dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation Technique Research
( OTR ). Variant-variant lain dari OTR antara lain :
a. Linear
Programming : dipelopori George Dantzing ( USA 1947 ) yang ide-idenya
diletakkan ahli matematika L.V Kantorivich ( USSR 1939 ). Sejak tahun
limapuluhan, digunakan mula-mula dibidang militer kemudian dibidang ekonomi.
Persoalan-persoalan
yang dikembangkan disini ialah bagaimana mencari nilai-nilai minimum atau
maksimum dari variabes yang sering berkaitan dan terbatas, misalnya : minimum
dibidang ekonomi ( kerugian sekecil-kecilnya ), nilai maksimumnya ( profit
maximum ) dengan faktor-faktor produksi yang terbatas. Hingga ada alternatives.
Contoh
dalam praktek dibidang perusahaan
b. Non
Linear Programing : variablesnya tidak bergerak linear tetapi konstan.
Bagaimana manager harus memilih alternatif.
c. Dynamic
programing : variabel yang pertama mempengaruhi yang kedua, ketiga dan
seterusnya. Bagaimana manager mengatasinya.
Misalnya
: bila gaji pegawai negeri dinaikan maka biaya-biaya akan naik dan bila
biaya-biaya naik harga-harga pun akan naik sehingga kenaikan gaji itu tak
berguna lagi.
Persoalannya
: Bagaimana agar gaji maksimum dapat naik tetapi tidak berakibat pada
biaya-biaya dan harga-harga.
d. Queuing
theory : variabesnya merupakan deretan yang beruntun.
Misalnya
: menentukan banyaknya fasilitas di Fakultas, berapa banyak WC diperlukan untuk
Fakultas dengan mahasiswa 1500 ? Colt Kampus dengan mahasiswa 10.000 ? Bila 2
WC atau 5 colt kampus ( kurang ), bila 100 WC atau 100 colt ( rugi ).
e. Montecarlo
theory : atau Probability theory : hasilnya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan
berdasar untung-untungan seperti main dadu dalam judi. Misalnya : kemungkinan :
kemungkinan dadu menunjukan angka 3 adalah 1/6 sebab muka dadu 6, kemungkinan
dalam pemilu : menang, kalah tidak, tidak menang, tidak kalah. Teori ini
berkembang menjadi Teori risiko ( risk theory ).
f. Network
Planning : prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian
pekerjaan (variables) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram
network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus
didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu
selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa
sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi effisiensi.
3.
Penggunaan
a. Network
Planning (NP) khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya
dilakukan sekali saja, jadi harus dibuat NP baru untuk setiap proyek yang akan
diselesaikan, misalnya : pendirian rumah baru, perencanaan perjalanan,
rescheduling urutan proses produksi dan sebagainya. Jadi digunakan dalam
Tatalaksana proyek.
Haruslah
dibedakan antara Tatalaksana proyek dengan Tatalaksana Produksi :
1. Tatalaksana
Proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Tatalaksana
produksi menyelesaikan hal umum yang berulang-ulang, rutine.
2. Fasilitas-fasilitas
yang digunakan untuk Tatalaksana proyek, sekali dipakai sudah selesai.
Fasilitas-fasilitas
Tatalaksana Produksi dapat digunakan untuk macam-macam tugas.
3. Bandingkan
: Membuat pakaian khusus dengan membuat pakaian kodian.
4.
Keuntungan
Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :
1. Merencanakan
scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
2. Memikirkan
secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek.
3. Mendokumen
dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan alternatif-alternatif
lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4. Mengawasi
proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis ( Critical Path )
saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.
5.
Analisa-analisa
Network akan membantu :
1. Time
schedule urutan pekerjaan yang efisien.
2. Pembagian
merata waktu, tenaga dan biaya.
3. Reschedulling
bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
4. Menentukan
Trade-Off / Pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
5. Membuka
probabilitas / kemungkinan - kemungkinan yang lain menyelesaikan proyek.
6. Merencanakan
proyek yang komplek.
6.
Data
yang Diperlukan untuk menyusun Network :
a. Urutan
pekerjaan yang logis :
Harus
disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan
yang lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
b. Taksiran
waktu penyelesaian setiap pekerjaan :
Biasanya
memakai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman. Kalau proyek itu baru sama
sekali biasanya diberi slack/kelonggaran waktu.
c. Biaya
untuk mempercepat setiap pekerjaan :
Ini
berguna bila pekerjaan-pekerjaan yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar
seluruh proyek lekas selesai. Misalnya : biaya-biaya lembur, biaya menambah
tenaga dan sebagainya.
d. Sumber-sumber
:
Tenaga,
equipment dan material yang diperlukan.
7.
Bahasa/Simbol-simbol
Diagram Network
Pada
perkembangannya yang terakhir dikenal dua simbol yaitu :
a. Event
on the node_ Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
b. Activity
on the node_Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran
Karena Event on the note cara penggambarannya
lebih mudah, sering dan umum dipakai, maka dalamm buku ini bahasa/simbol yang
dipakai adalah event on the node.
Penggunaan Bahasa/Simbol-Simbol :
Sebelum
menggambarkan diagran Network Planning perlu diingat ;
a. Panjang,
pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam
pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
b. Aktivitas-aktivitas
apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang mengikuti.
c. Aktivitas-aktivitas
apa yang dapat bersama-sama.
d. Aktivitas-aktivitas
itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
e. Waktu,
Biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
f. Kepala
anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
g. Besar
kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting
tidaknya suatu peristiwa.
Anak panah selalu menghubungkan dua buah
nodes, arah dari anak panah menunjukan urutan-urutan waktu.
Contoh :
Saai
i harus sudah terjadi sebelum
aktivitas A dapat dimulai. Demikian pula saat J belum dapat terjadi sebelum aktivitas A selesai dikerjakan.
Disamping
notasi-notasi di atas, dalam penyusunan Network diperlukan dua perjanjian,
untuk memudahkan penggambarannya, yaitu :
1. Perjanjian
I : di antara dua saat ( nodes ) hanya
boleh ada satu aktivitas ( panah ) yang menghubungkannya. Sebagai akibat dari
Perjanjian I diatas, akan dapat timbul kesulitan dalam penggambaran Network.
Untuk itu perlu dibuat suatu notasi lagi, yaitu :
(
Panah terputus-putus ) aktivitas semu, dummy. Yang dimaksudkan dengan aktivitas
semu adalah aktivitas yang tidak memakan waktu.
Untuk
menjamin kesederhanaan penyusunan Network, perlu pula dibuat perjanjian :
2. Perjanjian
II : aktivitas semu hanya boleh dipakai
apabila tidak ada cara lain untuk menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas
yang ada dalam suatu Network.
1.
Apa
Gunannya Mengetahui Lintasan Kritis :
1. Penundaan
pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyeabkan seluruh proyek tertunda
penyelesaiannya.
2. Proyek
dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada di lintasan
kritis dapat dipercepat.
3. Pengawasan/Control
hanya “diketatkan” di lintasan Kritis saja. Maka pekerjaan-pekerjaan di jalur
kritis :
-
Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda.
- Kemungkinan di Trade off dengan crash
program : dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya (lembur).
4. Time
slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui
Lintasan Kritis. Ini memungkinkan bagi manager untuk merealokasi/memindahkan
tenaga kerja, alat-alat, dan biaya-biaya kepekerjaan-pekerjaan di lintasan
kritis demi efisiensi.
2.
Penggunaan
EET dan LET pada Network Planning
a. Penggambaran
NE, EET dan LET
Event dengan simbol lingkaran tadi,
pertama-tama kita bagi menjadi 3 bagian, terlihat dalam gambra di bawah ini :
1. NE : Number of Event : adalah indeks untuk
dari tiap peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir dalam suatu diagram
Network.
Pembagian nomor
event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian diikuti pemberian nomor
event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah yang dimulai
angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk event
akhir. Sehingga tidak ada nomor event yang sama, misalnya :
Contoh :
Disamping itu pula nomor event
dapat menunjukan dan membedakan masing-masing kegiatan. Hal ini sangat
bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.
1. EET : Earliest Event Time : Waktu paling awal
peristiwa itu dapat dikerjakan.
Cara mencarinya dengan menggunakan
metode algorithma :
-
Mulai dari Event awal bergerak ke Event
akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah duration.
-
Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau
lebih kegiatan EET yang dipakai waktu yang terbesar.
Contoh : Event No. 4, 5 , 6 ( Lihat
Pada Gambar Dibawah )
1. LET : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir
peristiwa itu harus dikerjakan.
Cra mencarinya dengan menggunakan
metode algorithma
-
Mulai dari Event akhir bergerak mundur
ke Event No. 1 dengan jalan mengurangi, yaitu antara LET dikurangi duration.
Bila pada suatu Event,
berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai waktu yang terkecil.(http://sipil07.blogspot.com/2012/04/dasar-dasar-network-planning.html)
1. Sejarah dan Pengertian Network Planning
Pada perencanaan suatu proyek terdapat
proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat
melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat dan kemampuan
pengambilan keputusan yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan
penetapan kebijakan serta proses penyelenggaraan merupakan sistem
operasi pada perencanaan proyek.
Bila perencanaan proyek merupakan sebuah
total sistem, maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua sub
sistem, yaitu sub sistem operasi dan sub sistem informasi. Sub sistim
operasi menjawab pertanyaan “bagaimana cara melaksanakan kegiatan”
sedang sub sistem informasi menjawab pertanyaan “kegiatan apa saja yang
sudah, sedang dan akan dilaksanakan”. Network planning merupakan sub
sistem informasinya.
Konsep network ini mula-mula disusun
oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957)
yang berada dibawah naungan perusahaan pesawat terbang Lockheed.
Kebutuhan penyusunan network ini dirasakan perlu karena adanya
koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan pabrik yang kompleks, yang
saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini
dilakukan agar perencanaan dan pengawasan kegiatan dapat dilakukan
secara sistimatis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
Adanya network ini menjadikan sistem
manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu
dan biaya yang paling efisien. Di samping itu network juga dapat
dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup baik untuk menyelesaikan
proyek tersebut. Diagram network merupakan kerangka penyelesaian proyek
secara keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang menjadi bagian
daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Pada prinsipnya network dipergunakan
untuk perencaan penyelesaian berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan
yang terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit.
Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Network Planning” adalah sebagai berikut:
“Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network”. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi.
Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah:
“Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek”. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:
“Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan.
2. Manfaat Network Planning
Network planning merupakan teknik
perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan.
Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah
sebagai berikut:
a. Dapat mengenali (identifikasi) jalur
kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur elemen yaitu kegiatan
yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
b. Dapat diketahui dengan pasti
kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya sehingga dapat
diambil tindakan yang presentatif.
c. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.
d. Sebagai alat komunikatif yang efektif.
e. Memungkinkan tercapainya
penyelenggaraan proyek yang lebih ekenomis dipandang dari sudut biaya
langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum.
f. Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.
3. Bentuk Network Planning
Network adalah grafik dari suatu rencana
produk yang menunjukkan interelasi dari berbagai aktivitas. Network
juga sering disebut diagram panah, apabila hasil-hasil perkiraan dan
perhitungan waktu telah dibubuhkan pada network maka ini dapat dipakai
sebagai jadwal proyek (project schedulle). Untuk membentuk gambar dari
rencana network tersebut perlu digunakan simbol-simbol, antar lain:
Arrow
/ anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu suatu kegiatan
atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan durasi (jangka waktu
tertentu) dan resources (tenaga, alat, material dan biaya). Kepala anak
panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, dimana panjang dan kemiringan
tidak berpengaruh.
.
Node
/ event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat peristiwa
atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir kegiatan.
.
Dummy /anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan semu yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources.
.
Double arrow / dobel anak panah yang menunjukkan kegiatan di lintasan kritis (critical path).
.
Contoh penggunaan simbol tersebut adalah sebagai berikut:
Kegiatan
A harus dilaksanakan sebelum kegiatan B demikian pula
sebelum menyelesaikan kegiatan 3 maka kegiatan 1 dan 2 harus
diselesaikan.
.
Awal
dari seluruh kegiatan adalah kegiatan 1 dan untuk menyelesaikan seluruh
proyek maka setelah kegiatan 1 ada 3 kegiatan yang harus
diselesaikan yaitu menyelesaikan kegiatan 2, 3 dan 4 kemudian
melaksanakan kegiatan 5 dan 6.
.
Kegiatan
A harus selesai sebelum kegiatan C, kegiatan B harus selesai sebelum
kegiatan D Kegiatan C dan D harus selesai sebelum kegiatan F dimulai,
tetapi kegiatan E sudah dapat dimulai walaupun hanya kegiatan D saja
yang selesai dan seterusnya.
.
Kegiatan
B harus diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek / kritis sedangkan
kegiatan A, C, dan D harus Diselesaikan dengan adanya kelonggaran waktu
untuk terlambat (float).
.
Sumber: grahacendikia.files.wordpress.com/2009(http://www.duniakontraktor.com/network-planning/.html)
Jaringan Planning Manager - Jaringan Energi dan Infrastruktur Lingkungan - STANDAR
Sebagai anggota dari Tim Infrastruktur Jaringan Energi dan Lingkungan, Anda akan menjadi bagian integral dari tim Standar Perencanaan. Peran ini akan bertanggung jawab untuk menghasilkan Angkasa, besi, Perbaikan Pengurangan Energi / Energi dan Standar Bangunan Infrastruktur untuk mendukung Next Generation Networks untuk evolusi TELUS platform dan jasa. Standar-standar ini akan perlu untuk menjadi inovatif dan terintegrasi dengan AC, listrik DC dan sistem HVAC. Hal ini dilakukan dengan menggunakan proses perencanaan kolaboratif yang mendukung TELUS nasional (Wireline dan Mobilitas Switching Kantor) dari pantai ke pantai dan situs USA nya. Anda akan diharapkan untuk tim / lingkungan kolaboratif. Adalah penting bahwa pengembangan Standar harus diproduksi dalam konser dengan seluruh infrastruktur pendukung lainnya.
Kualifikasi
Diperlukan Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan:
- Pengetahuan tentang ruang, besi, listrik AC, listrik DC, HVAC, efisiensi energi dan kebutuhan ruang dan komponen terkait
- Pengetahuan tentang sistem jaringan telekomunikasi sebagai terkait dengan transportasi, akses, switching dan data dan bagaimana ruang dan jarak keterbatasan yang mempengaruhi konektivitas di dalam gedung
- Pengetahuan tentang menulis teknis / dokumentasi dengan keterampilan menulis yang baik
- Pengetahuan tentang Sistem IT, SAP, Aplikasi Microsoft Office, (dengan bakat untuk belajar / konsep fungsi sistem baru yang diperkenalkan, dll
- Pengetahuan tentang pengembangan rencana bisnis dan analisis kelayakan ekonomi
- Pengetahuan tentang telekomunikasi (Wireless dan Wireline)
- Kemampuan untuk menangani secara efektif dengan vendor, dapat menantang mereka dengan berusaha memahami, menegosiasikan harga, menawarkan saran untuk perbaikan
- Keterampilan kepemimpinan yang efektif dan fundamental
- Keterampilan komunikasi verbal dan tertulis yang kuat, termasuk kemampuan presentasi yang solid
- Keterampilan komunikasi yang baik untuk mendengarkan, untuk berbagi konsep dan ide
- Kuat organisasi, perencanaan dan keuangan kecerdasan
- Kemampuan untuk bekerja dengan pengawasan minimal
Pendidikan diperlukan / Sertifikasi dan Pengalaman:
- Insinyur Profesional penunjukan atau setara
- Pengetahuan tentang infrastruktur bangunan (Space, AC, DC dan HVAC) dan bagaimana energi jaringan infrastruktur dan lingkungan bekerja sama sebagai sebuah sistem, termasuk alarm
- Pengalaman dalam menulis dokumen teknis
Siapa TELUS?
Kami tim berkinerja tinggi individu yang secara kolektif membuat TELUS
salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Kanada. Penawaran konsumen yang kompetitif kami meliputi wireline, wireless, internet dan Optik TVT.
Kami juga memberikan berbagai menarik dari produk dan jasa untuk usaha
kecil, menengah dan besar, dan telah mengukir posisi kepemimpinan dalam
kesehatan, energi, keuangan dan sektor publik pasar dengan solusi
spesifik industri yang inovatif.
Tim TELUS adalah beragam seperti masyarakat kita hidup dan pelanggan yang kami layani. Kami juga bergairah tentang menciptakan kesuksesan bagi pelanggan kami, pemegang saham kita, masyarakat kita dan tim kami.
Apakah Anda berbagi semangat kami?
Pada TELUS, Anda membuat ramah ® kemungkinan masa depan.
Pada TELUS, kami berkomitmen untuk keragaman dan akses yang adil terhadap kesempatan kerja berdasarkan kemampuan.
(http://www.workopolis.com/jobsearch/job/14802540?uc=E12)